Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Keunikan ini tergambar dari adat istiadat, tarian, musik, hingga rumah adat dari masiang-masing suku yang ada di Indonesia. Rumah adat Tambi adalah salah satu rumah adat asal Sulawesi Tengah yang memiliki keunikan dan makna filosofis mendalam.
Rumah yang adat buatan suku Lore dan Kaili ini sekilas memang tak jauh berbeda dengan beberapa rumah adat suku lainnya di Indonesia. Bentuk rumah panggung dengan atap yang difungsikan juga sebagai dinding mungkin juga dimiliki suku lainnya. Hal yang membedakannya ada pada beberapa pakem atau aturan adat yang berlaku, fungsi rumah, beberapa pola, serta makna filosofisnya.
Filosofi Rumah Adat Tambi
Faktanya, membangun rumah adat Tambi tidak boleh sembarangan. Terdapat syarat utama yang harus dilakukan, yaitu posisi rumah wajib menghadap ke arah selatan dan utara. Bagian segitiga pada atap yang juga sebagai dinding rumah harus berada di sisi selatan dan utara. Tujuannya adalah agar rumah tidak membelakangi matahari saat terbit dan terbenam.
Rumah adat Tambi hanya diperuntukkan bagi masyarakat umum dan tidak diperuntukkan bagi kaum bangsawan. Kaum bangsawan suku ini menghuni rumah adat Souraja. Tentunya secara arsitektur dan fungsi juga akan berbeda dengan rumah adat Tambi yang dihuni oleh masayrakat umum suku Lore dan Kaili.
Bukan hanya itu, keunikan rumah adat Tambi juga terdapat pada jumlah anak tangga yang dibuat ganjil-genap dan dibedakan tergantung pemilik rumah. Jika pemilik rumah adalah masyarakat umum, maka jumlah anak tanggak dibuat ganjil. Sedangkan, jika pemilik rumah merupakan tetua adat, maka jumlah anak tanggal dibuat genap. Dalam satu perkampungan, hanya ada satu tetua adat.
Ukuran rumah adat Tambi cukup kecil, yaitu hanya berukuran 7×5 meter persegi. Ukuran semungil ini tentunya hanya menyediakan satu ruangan saja di dalamnya yang biasa dikenal sebagai ruangan utama. Fungsi ruangan utama mencakup segala aktivitas, mulai dari tidur, memasak, menerima tamu, hingga berkumpul bersama keluarga. Meski demikian, mereka bisa melakukan segala aktivitas dengan baik.
Di dalam satu ruangan utama tersebut, di bagian tengahnya terdapat rapu yang berfungsi untuk menghangatkan ruangan saat cuaca sedang dingin. Di bagian lainnya, terdapat tempat khusus untuk menumbuk padi yang dinamakan pointua. Sehingga, iso atau lesung untuk menumbuk padi juga di tempatkan di dalam rumah.
Ukurannya yang kecil juga membuat rumah ini memang hanya diperuntukkan bagi satu keluarga saja, yaitu ayah, ibu, dan anak-anaknya. Sehingga, jika ada salah satu anak yang menikah, maka anak tersebut tidak bisa tinggal di rumah Tambi, melainkan membangun rumah baru yang biasanya berlokasi dekat dengan rumah orang tua. Aturan ini membuat satu perkampungan masih memiliki hubungan keluarga.
Keunikan rumah adat Tambi bukan hanya ada pada arsitektur bangunan dan fungsinya saja, melainkan juga terdapat makna filosofis yang dipegang teguh masyarkat suku Lore dan Kaili. Misalnya, hiasan ornamen yang selalu ada pada rumah Tambi yang berbentuk hewan ternak, seperti kerbau, babi, atau ayam, melambangkan kesuburan manusia dan kesejahteraan.
Sementara, tanduk kerbau atau sapi yang berada di ujung atap rumah yang disebut pebaula merupakan simbol pengorbanan manusia kepada Sang Pencipta. Posisi rumah yang menghadap ke selatan dan utara bertujuan untuk menghindari petaka. Unik, bukan? Temukan keunikan lainnya tentang budaya Indonesia di laman Quin Batik.